MUNTAH PADA ANAK

Banyak faktor yang menyebabkan anak muntah. Pengobatan tergantung penyebabnya. Bisa jadi, anak muntah karena ia mengalami gangguan pencernaan (dispepsia). Pengobatan jika penyebabnya infeksi, harus ditangani infeksinya. Jika karena tidak cocok makanan, maka makanan tersebut jangan diberikan dulu. Umumnya dispepsia berlangsung singkat dan tidak berbahaya, juga tak perlu operasi.
Jika setiap kali diberi makanan atau minuman, anak muntah dalam jumlah banyak dan menyembur, orang tua perlu waspada. Bisa saja penyebabnya karena ada kelainan pada saluran cernaannya. Terlebih kalau tidak ada gejala lainnya, semisal demam atau panas badan. Jenis muntah yang ini, dinamakan refluks. Yaitu muntah karena aliran balik makanan atau minuman yang masuk kemudian keluar lagi.
Refluks merupakan salah satu kelainan bawaan yang sudah ada sejak lahir. Normalnya, makanan dan minuman masuk kedalam tubuh melalui kerongkongan, yang berfungsi mengangkut bahan-bahan padat dan cair kelambung. Diujung paling bawah esofagus. Mengandung susunan otot melingkar yaitu sfingter. fungsinya seperti hal katup/klep yang akan menutup setelah makan dan minuman masuk dari kerongkongan. Akibatnya makanan dan minuman tadi tidak kembali lagi kebagian atas. Nah, pada anak-anak tertentu, katup ini agak longgar hingga memudahkan arus balik. Akibatnya, makanan dan minuman yang masuk, kembali lagi dari lambung kekerongkongan sehingga terjadilah muntah atau refluks.
Diharapkan dengan bertambahnya usia, katup atau otot sfingter ini akan bagus dan kuat. Biasanya 60 % mereda diusia 2 tahunan, walau ada juga sisa gejalanya sampai anak mencapai umur 4 tahunan. Kalau memang muntahnya tidak berhenti-henti dan dengan pemberian obat-obatan tidak berhasih atau belum sembuh juga, jalan terakhir harus operasi. Namun kasus ini jarang sekali terjadi.
Muntah bisa juga terjadi bila anak makan dalam porsi terlalu banyak. Tidak sedikit orang tua, yang karena anaknya ingin cepat besar dan gemuk, memberi makan yang berlebih. Jika sianak sudah kenyang, yang ditandai ia sudah mulai enggan meneruskan makannya, sebaiknya pemberian makanan segera dihentikan. Jika tidak, ia akan muntah karena lambungnya tak dapat lagi menampung makanannya. Sebaiknya jika ia sudah makan cukup, jangan diberi makan terus. Beri porsi makanan kecil tapi sering. Ini lebih baik dari pada memberi makanan yang besar sekaligus.
Kondisi lain yang menyebabkan muntah adalah demam, masuk angin, mabuk perjalanan, dan diare alias muntaber. Jika muntaber disertai demam, biasanya merupakan akibat infeksi kuman. Pada muntaber yang disertai demam, dapat tewrjadi kejang karena demamnya sediri atau karena gangguan elektrolit (mineral) dalam darah. Gangguan elektrolit dapat timbul saat muntah maupun diare, banyak elektrolit yang dikeluarkan melalui muntahan atau feses.

No comments:

Post a Comment